Jumat, 17 Desember 2010

Media Filipina Kecam Sikap Fans Indonesia


Supporter Timnas: Indonesia Lawan Filipina (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
Pendukung Indonsia disebut menampilkan 'buruknya sportivitas'.
Indonesia berhasil memenangkan pertandingan pertama semifinal Piala AFF 2010 atas Filipina, Kamis 16 Desember 2010. Tim Merah Putih yang bertindak sebagai 'tim tamu' menang tipis 1-0 di  Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Sorak-sorai dan gegap gempita para fans Timnas membahana.
Semangat fans Indonesia dalam turnamen ini memang patut diacungi jempol. Tiket masuk Gelora Bung Karno ludes dibeli. Kamis tadi malam itu, Gelora Bung Karno dipenuhi 80 ribu penonton. Nyanyian Garuda di Dadaku berkumandang. Orang-orang datang dengan rupa-rupa atribut. Dari bendera merah putih hingga mencat tubuh sendiri merah putih.
Dukungan model beginian lazim dalam banyak pertandingan sepak bola. Yang tidak lazim adalah bila dukungan itu sudah menganggu sportivitas. Soal sportivitas penonton itulah yang ramai diberitakan media massa Filipina hari ini.
Phil Boxing, Jumat 17 Desember 2010, menulis bahwa pendukung Indonsia menampilkan 'buruknya sportivitas'. "Fans Indonesia memukuli bus tim Filipina saat memasuki komplek Stadion. Meneriakkan caci maki dan menunjukkan bahasa tubuh yang tidak sopan," demikian media tersebut menggambarkannya.

Media itu juga prihatin dengan pengawalan para pemain Filipina. "Ada 3000 tambahan petugas Kepolisian yang ditugaskan di Stadion Bung Karno. Tapi mereka hanya sedikit melindungi bus tim Filipina dari hooligan di luar venue."

Media massa di sana juga mempersoalkan bunyi-bunyian pada saat lagu kebangsaan Filipina diperdengarkan.  Ketika lagu kebangsaan Filipina dikumandangkan, fans Indonesia membunyikan 'vuvuzela' dan meledakkan petasan. Mestinya  tidak boleh dilakukan sebagai tanda penghormatan dan sportivitas antara kedua tim.

Insiden petasan ini juga mengancam kedudukan Indonesia sebagai tuan rumah Final Piala AFF --jika tim Merah Putih lolos ke final. Maka itu Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sampai menyampaikan permohonan agar pembakaran petasan bisa dihentikan.

"Kami sudah berikan penjelasan kepada match commisioner dari AFF dan mereka bisa memahami. Tapi, ini tidak boleh terulang di tanggal 19 (Desember) malam. Kalau terjadi, maka kita terancam tidak menjadi tuan rumah di final. Jadi mohon kepada suporter dan masyarakat, tidak boleh ada petasan. Itu dilarang," ujar Nurdin usai pertandingan di mixed zone.

Kode:

Kamis, 16 Desember 2010

Gonzales: Semoga Fagundez Bisa Jadi WNI


Jakarta - Di mata Cristian Gonzales, sosok Ronald Fagundez adalah sahabat sejati dan bahkan dibilang sebagai "istri kedua". Satu harapan El Loco adalah Fagundez bisa menjadi WNI dan membela timnas Indonesia bersama dirinya.

Sama-sama berasal dari Uruguay dan lahir di kota yang sama yaitu Montevideo, baik Gonzales maupun Fagundez memilih PSM Makassar sebagai pelabuhan pertamanya di Indonesia. Gonzales bergabung tahun 2003 sementara Fagundez setahun setelahnya.

Kebersamaan yang telah dibangun membuat keduanya tak bisa terpisahkan dan memutuskan pindah ke Persik Kediri pada musim 2005. Di sana keduanya mencapai puncak karirnya saat membawa 'Macan Putih' juara ISL musim 2006.

Boleh dibilang Fagundez adalah pasangan sejati alias soulmate Gonzales baik di dalam dan luar lapangan. Fagundez (31 tahun) yang lebih muda tiga tahun dari Gonzales, tahu bagaimana "melayani" kompatriotnya saat berlaga. Tak heran jika gelar topskorer ISL selalu jadi milik Gonzales selama empat musim beruntun, 2006 hingga 2009.

Gonzales dan Fagundez akhirnya berpisah di pertengahan musim 2009 saat Persik mengalami krisis finansial. Gonzales hijrah ke Persib Bandung dan Fagundez memutuskan menetap di Persik sebelum berganti kostum Persisam Putra Samarinda musim lalu.

Perpisahan inilah yang kemudian dinilai istri Gonzales, Eva Nurida Siregar, sebagai penyebab tak stabilnya performa sang suami dalam dua musim terakhir. Gonzales seperti kehilangan teman sejatinya di lapangan hijau.

"Bisa dibilang mereka soulmate (pasangan sejati). Gonzales sosok yang bandelnya sedangkan Fagundez kebalikannya. Tapi kalau sudah bertemu, mereka seperti anak kecil," tutur Eva waktu itu.

Kini harapan Gonzales bersanding kembali dengan Fagundez sepertinya akan terbuka, sebab Gonzales mengaku jika rekannya itu kepincut untuk mengikuti jejak Gonzales menjadi warga negara Indonesia melalui naturalisasi. Hal yang kini memang tengah digalakkan betul oleh PSSI dan Badan Tim Nasional (BTN).

"Tentu saja gol ini juga saya persembahkan untuk Ronald Fagundez, sahabat saya," sahut Gonzales usai mencetak gol kemenangan Indonesia 1-0 atas Filipina di Leg I Semifinal Piala AFF 2010, Kamis (16/12/2010) malam WIB.

"Bukan hanya saya yang ingin menjadi WNI (Warga Negara Indonesia), Fagundez pun sangat berharap bisa dinaturalisasi dan bisa memperkuat timnas nantinya," sambungnya.

Namun demikian Gonzales belum bisa bersenang hati karena bukan ia memang penentu keputusan naturalisasi Fagundez. Tapi dengan kemampuan Fagundez yang handal sebagai pengatur permainan, bukan tak mungkin melihat kombinasi maut keduanya lagi.

"Tapi saya tidak tahu apakah Fagundez termasuk pemain yang juga akan dinaturalisasi. Semoga saja nasibnya sama dengan saya. Bisa membela negara yang kami banggakan ini," pinta ayah empat anak itu. ( mrp / nar )
http://nabilanafla.blogspot.com/2010/12/gonzales-semoga-fagundez-bisa-jadi-wni.html

'Kalahkan Indonesia, Filipina Butuh Pacquiao'
Jakarta - Kekalahan Filipina atas Indonesia di leg I semifinal turut dikomentari oleh defender Manchester United Rio Ferdinand. Menurut dia, Filipina butuh Manny Pacquaio agar bisa menang. Lho?

Indonesia berhasil mendekatkan langkahnya ke final usai menang tipis 1-0 berkat gol tunggal Christian Gonzales di babak pertama, Jumat (16/12/2010).

Setelah unggul, Indonesia justru kian menekan Filipina dan tak memberi mereka kesempatan untuk mengembangkan permainan. Satu-satunya peluang matang yang didapat tim lawan ada di menit 75 itupun akibat kegagalan kiper Markus Haris Maulana yang kurang sempurna menangkap bola.

Menanggapi seorang follower @dirgni19 soal ketertinggalan Filipina itu, Ferdinand menilai Neil Etheridge dkk. butuh bantuan Pacquaio untuk membantu menembus pertahanan tim 'Merah Putih'.

"@dirgni19 Filipina butuh meningkatkan permainannya, 1-0 tertinggal, mungkin mereka butuh Manny 'pac man' Pacquiao untuk tampil dan melakukan tugasnya," tulis Ferdinand di akun twitter resmi-nya @rioferdy5 beberapa saat yang lalu.

Tentu saja komentar tersebut bukan dalam artian sebenarnya. Soalnya, Pacquaio adalah petinju terhebat dalam sejarah Filipina. Kehebatannya juga diakui dunia dengan kerberhasilannya meraih sabuk juara dari delapan kelas yang berbeda.

Ferdinand cukup sering menyoroti jalannya turnamen Piala AFF 2010, terutama kiprah timnas 'Merah Putih'. Yang teraktual, bek timnas Inggris itu turut mendoakan Indonesia mendapat hasil terbaik di semifinal ini.